Mari Bersama Belajar Ragam Bahasa jawa

Pengertian Ragam Bahasa Jawa

Bahasa Jawa adalah bahasa yang memiliki penutur terbanyak dari 750 bahasa daerah yang berkembang di Indonesia. Bahasa Jawa merupakan bahasa yang dipakai oleh orang-orang Jawa, khususnya mereka yang tinggal di Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, dan Jawa Timur. Dalam penggunaannya, bahasa Jawa banyak menimbulkan variasi atau ragam.

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan situasi dan keadaan bahasa yaitu peristiwa berbicara, penutur bahasa, tempat berbicara, dan media bahasa (lisan dan tulis). Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi ragam bahasa, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar sistem bahasa, meliputi: waktu, tempat, sosial-budaya, situasi dan sarana yang digunakan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang ada di dalam bahasa itu sendiri, misalnya mengenai variasi fonetis dan variasi fonemis.

wayang

Jenis - Jenis Ragam Bahasa Jawa & Pengertiannya

Ayo Mengenal Beberapa Jenis Tingkatan Bahasa Jawa

Ngoko Lugu

Tingkatan bahasa jawa pertama adalah Ngoko Lugu. Bahasa Jawa Ngoko Lugu memiliki ciri berupa semua kosakata yang digunakan berbentuk ngoko dan netran

Ragam bahasa ini bisa digunakan untuk berbicara dengan teman sebaya atau teman yang memiliki hubungan dekat. Selain itu Bahasa Jawa Ngoko Lugu juga umum digunakan oleh orang yang derajatnya lebih rendah.

Perlu menjadi catatan bahwa ragam Basa Jawa Ngoko Lugu ini umumnya tidak digunakan dalam situasi formal atau resmi, kecuali dibutuhkan sebagai contoh seperti pada pembahasan tingkat tutur Bahasa Jawa. Selain itu, menggunakan Bahasa Jawa Ngoko Lugu kepada orang yang lebih tua ataupun orang yang lebih tinggi derajatnya dapat dianggap tidak sopan.

Contoh :

> Yen mung koyo ngunu wae, aku mesthi ya iso.

> Dhuwite mau digawa apa durung ya karo mas Budi?

Ngoko Alus

Ragam yang kedua adalah Bahasa jawa Ngoko Alus. Berbeda dengan Ngoko Lugu, ragam bahasa ini tidak hanya menggunakan kosakata atau leksikon ngoko dan netral. Melainkan juga digunakan leksikon krama inggil baik dalam bentuk kata kerja, kata benda, maupun pronomina yang dimaksudkan untuk menghormati mitra tutur.

Tingkatan Bahasa Jawa Ngoko Alus biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan mitra tutur yang sudah akrab namun masih saling menghormati. Misalnya antara rekan kerja di kantor, istri kepada suami, orang tua atau orang yang dengan derajat yang lebih tinggi kepada orang yang lebih muda atau lebih rendah derajatnya namun masih ada penghormatan.

Contoh :

> Aku nyuwun pirsa, daleme mas Budi kuwi, neng endi?

> Mentri pendhidhikan sing anyar iki asmane sapa?

Krama Lugu

Ragam Bahasa yang ketiga adalah Krama Lugu atau juga bisa disebut Krama Madya. Secara umum, ragam bahasa Jawa krama digunakan oleh seseorang ketika berbicara kepada lawan bicara atau mitra tutur yang lebih tinggi derajatnya atau lebih tua sebagai bentuk penghormatan.

Meski begitu, Krama Lugu masih menyelipkan kosakata ngoko. Sehingga secara sematik, ragam Krama Lugu dianggap memiliki kadar kehalusan rndah meskipun lebih tinggi dari pada ngoko alus.

Contoh :

> Sing dipilih Sigit niku jurusan jurnalistik utawi perhotelan.

> Sampun jam sedasa budhe dereng tilem.

Krama Alus

Tingkatan Bahasa Jawa yang terakhir adalah Krama Alus. Seperti halnya bahasa Jawa krama lugu, ragam bahasa Krama Alus juga digunakan untuk berkomunikasi dengan mitra tutur yang lebih tinggi derajatnya. ragam bahasa ini juga biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang tidak dikenal atau tidak akrab.

Jika melihat dari pilihan katanya, ragam bahasa ini hanya menggunakan kosakata atau leksikon Krama Inggil atau Krama Andhap. Sementara, leksikon ngoko tidak digunakan karena ditujukan untuk menghormati lawan bicara.

Contoh :

> Budhe tindhak dhateng Wonosobo nitih bis kaliyan pakdhe.

> Mangke sonten, menawi siyos, dalem badhe kesah dhateng Surabaya.

Daftar Ragam Bahasa Jawa Berdasarkan Tingkatannya

Indonesia Ngoko Lugu Ngoko Alus Krama Lugu Krama Alus